Rabu, 22 Oktober 2025

Dari Kelas ke Panggung Inovasi: Refleksi Perjalanan di EJIES 2025

Tahun 2025 menjadi salah satu tahun paling berkesan dalam perjalanan profesional saya sebagai pendidik. Saya berkesempatan mengikuti ajang bergengsi East Java Innovative Summit (EJIES) 2025, sebuah kompetisi inovasi pendidikan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Jawa Pos dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kegiatan ini menjadi wadah besar bagi para guru dan tenaga kependidikan di seluruh Jawa Timur untuk menampilkan karya inovatif yang mampu menjawab tantangan dunia pendidikan masa kini.

Tahun ini, tercatat ada 19.721 karya inovasi pendidikan yang dikirimkan oleh peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur. Dari ribuan karya tersebut, dilakukan proses seleksi berlapis untuk menentukan karya terbaik yang layak melaju ke tahap berikutnya. Bersyukur, karya saya yang berjudul “PADI UTAMA (Platform Digital untuk Kesehatan Mental Remaja)” berhasil lolos ke 250 karya terbaik dan diundang untuk mengikuti bimbingan lanjutan di kampus ITS Surabaya.

Pada tahap tersebut, saya mendapat banyak masukan dari para ahli dan mentor tentang cara memperkuat gagasan inovasi, memperjelas dampak sosial, serta merancang keberlanjutan program. Bimbingan ini tidak hanya menajamkan ide, tetapi juga membuka wawasan baru bahwa inovasi di bidang pendidikan tidak selalu harus besar dan kompleks — yang terpenting adalah mampu memberikan solusi nyata bagi kebutuhan peserta didik.

Setelah proses bimbingan, saya kembali menerima kabar gembira: karya PADI UTAMA berhasil lolos ke 50 besar dan masuk ke babak final untuk memperebutkan posisi 30 karya terbaik EJIES 2025. Babak final dilaksanakan di Hotel Grand Mercure Mirama Surabaya, di mana saya berkesempatan mempresentasikan karya saya langsung di hadapan tiga dewan juri. Dalam waktu sekitar 15–20 menit, saya menjelaskan latar belakang ide inovasi, proses pengembangannya, relevansi terhadap isu kesehatan mental remaja, serta dampaknya terhadap dunia pendidikan. Saya juga memaparkan rencana keberlanjutan PADI UTAMA agar tidak berhenti sebagai proyek lomba semata, melainkan bisa terus digunakan oleh sekolah dan siswa dalam jangka panjang.

Karya PADI UTAMA sendiri merupakan platform digital berbasis website yang saya rancang untuk membantu siswa menjaga kesehatan mental secara mandiri. Di dalamnya terdapat fitur skrining dini menggunakan adaptasi skala DASS-21 yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil skrining dapat langsung diunduh dalam bentuk file PDF yang dikirim ke email pribadi siswa. Platform ini juga menyediakan fitur dukungan online dari ahli yang terdaftar, serta Daily Inspirations, kumpulan artikel inspiratif yang mengangkat tema-tema kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis remaja.

Di balik capaian ini, saya menyadari bahwa prosesnya tidaklah mudah. Saya menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk melakukan riset pustaka, berdiskusi dengan rekan sejawat, serta mengembangkan prototipe website bersama tim kecil yang saya bentuk. Tantangan terbesar bukan hanya teknis, tetapi juga menjaga motivasi di tengah padatnya tugas mengajar. Namun setiap kali melihat semangat siswa yang menjadi inspirasi utama saya, saya kembali yakin bahwa karya ini harus terus dilanjutkan.

Sekitar satu bulan setelah tahap final, tepatnya pada Kamis, 28 Agustus 2025, saya menerima undangan resmi untuk menghadiri “Malam Penganugerahan East Java Innovative Summit (EJIES) 2025” di Hotel Grand Mercure Mirama Surabaya. Malam itu menjadi momen yang tak terlupakan. Ketika nama saya disebut sebagai salah satu dari 30 karya terbaik EJIES 2025, hati saya bergetar. Saya melangkah ke panggung dengan rasa syukur yang tak terhingga untuk menerima plakat, piala, dan papan hadiah sebesar Rp 50.000.000,00 — bukan semata karena nilai materialnya, tetapi karena apresiasi terhadap kerja keras, kerja cerdas, dan kerja penuh makna yang telah saya jalani.

Pengalaman ini memberi saya pelajaran berharga bahwa inovasi lahir dari kepedulian dan keberanian untuk mencoba hal baru. PADI UTAMA bukan sekadar karya digital, melainkan bentuk nyata komitmen saya untuk mendukung kesehatan mental remaja Indonesia. Saya berharap platform ini terus berkembang dan menjadi bagian dari transformasi pendidikan yang lebih humanis, berkesadaran, dan berkelanjutan.

2 komentar: