Tahun 2025 menjadi salah satu tahun paling berkesan dalam perjalanan profesional saya sebagai pendidik. Saya berkesempatan mengikuti ajang bergengsi East Java Innovative Summit (EJIES) 2025, sebuah kompetisi inovasi pendidikan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Jawa Pos dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kegiatan ini menjadi wadah besar bagi para guru dan tenaga kependidikan di seluruh Jawa Timur untuk menampilkan karya inovatif yang mampu menjawab tantangan dunia pendidikan masa kini.
Tahun ini, tercatat ada 19.721
karya inovasi pendidikan yang dikirimkan oleh peserta dari
berbagai daerah di Jawa Timur. Dari ribuan karya tersebut, dilakukan proses
seleksi berlapis untuk menentukan karya terbaik yang layak melaju ke tahap
berikutnya. Bersyukur, karya saya yang berjudul “PADI
UTAMA (Platform Digital untuk Kesehatan Mental Remaja)” berhasil lolos
ke 250 karya terbaik dan diundang untuk mengikuti bimbingan lanjutan di kampus ITS Surabaya.
Pada tahap tersebut, saya mendapat banyak
masukan dari para ahli dan mentor tentang cara memperkuat gagasan inovasi,
memperjelas dampak sosial, serta merancang keberlanjutan program. Bimbingan ini
tidak hanya menajamkan ide, tetapi juga membuka wawasan baru bahwa inovasi di
bidang pendidikan tidak selalu harus besar dan kompleks — yang terpenting
adalah mampu memberikan solusi nyata bagi kebutuhan peserta didik.
Setelah proses bimbingan, saya kembali
menerima kabar gembira: karya PADI UTAMA berhasil lolos ke 50 besar
dan masuk ke babak final untuk
memperebutkan posisi 30 karya terbaik EJIES
2025. Babak final dilaksanakan di Hotel
Grand Mercure Mirama Surabaya, di mana saya berkesempatan mempresentasikan karya
saya langsung di hadapan tiga dewan juri. Dalam waktu sekitar 15–20 menit, saya menjelaskan latar
belakang ide inovasi, proses pengembangannya, relevansi
terhadap isu kesehatan mental remaja, serta dampaknya terhadap dunia pendidikan. Saya juga memaparkan
rencana keberlanjutan PADI UTAMA
agar tidak berhenti sebagai proyek lomba semata, melainkan bisa terus digunakan
oleh sekolah dan siswa dalam jangka panjang.
Karya PADI UTAMA
sendiri merupakan platform digital berbasis website
yang saya rancang untuk membantu siswa menjaga kesehatan
mental secara mandiri. Di dalamnya terdapat fitur skrining dini menggunakan adaptasi
skala DASS-21 yang telah melalui uji
validitas dan reliabilitas.
Hasil skrining dapat langsung diunduh dalam bentuk file PDF yang dikirim ke email
pribadi siswa. Platform ini juga menyediakan fitur dukungan online dari ahli yang terdaftar, serta Daily Inspirations, kumpulan artikel inspiratif yang
mengangkat tema-tema kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis remaja.
Di balik capaian ini, saya menyadari bahwa
prosesnya tidaklah mudah. Saya menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk melakukan riset pustaka, berdiskusi dengan rekan sejawat,
serta mengembangkan prototipe website
bersama tim kecil yang saya bentuk. Tantangan terbesar bukan hanya teknis,
tetapi juga menjaga motivasi di tengah padatnya tugas mengajar. Namun setiap
kali melihat semangat siswa yang menjadi inspirasi utama saya, saya kembali
yakin bahwa karya ini harus terus dilanjutkan.
Sekitar satu bulan setelah tahap final,
tepatnya pada Kamis, 28 Agustus 2025, saya
menerima undangan resmi untuk menghadiri “Malam Penganugerahan East
Java Innovative Summit (EJIES) 2025” di Hotel Grand Mercure Mirama Surabaya. Malam itu menjadi
momen yang tak terlupakan. Ketika nama saya disebut sebagai salah satu dari 30 karya terbaik EJIES 2025, hati saya bergetar.
Saya melangkah ke panggung dengan rasa syukur yang tak terhingga untuk menerima
plakat, piala, dan papan hadiah sebesar Rp
50.000.000,00 — bukan semata karena nilai materialnya, tetapi
karena apresiasi terhadap kerja keras, kerja cerdas,
dan kerja penuh makna yang telah saya jalani.
Pengalaman ini memberi saya pelajaran berharga
bahwa inovasi lahir dari kepedulian dan keberanian untuk
mencoba hal baru. PADI UTAMA bukan sekadar karya digital,
melainkan bentuk nyata komitmen saya untuk mendukung kesehatan mental remaja
Indonesia. Saya berharap platform ini terus berkembang dan menjadi bagian dari
transformasi pendidikan yang lebih humanis, berkesadaran, dan berkelanjutan.






👏👏👏👏👏👏
BalasHapusinformasi ini sangat menarik,sangat membantu
BalasHapus